Operasi tulang belakang jadi momok karena kekhawatiran perburukan bahkan lumpuh. Namun, dengan teknologi bedah minimal invasif tulang belakang, risiko itu dapat dikurangi.

Shutterstock
Direktur Orthopaedic Spine Surgery sekaligus Direktur Minimally Invasive Spinal Surgery dari Cedar Sinai Institute for Spinal Disorder, Los Angeles, AS, Neel Anand mengatakan, Sabtu (1/9), sakit pada tulang belakang itu umum. Namun, sakit tulang belakang kronik dan memburuk hanya 15-20 persen dari semua keluhan sakit tulang belakang.
”Tulang belakang manusia secara struktur tidak didesain untuk berdiri tegak,” ujar Neel pada ”Party to Dr Neel Anand” di Ciputra World Marketing Gallery, Jakarta. Manusia berdiri tegak karena otot pendukung.
Seiring usia, otot melemah dan muncul sakit tulang belakang. Keluhan diperlambat dengan menguatkan dan melatih otot inti pendukung pergerakan, seperti otot punggung dan perut.
Tantangan utama bedah tulang belakang, lanjut Neel, ialah cara mengakses tulang belakang tanpa merusak otot-otot dan saraf yang berperan dalam pergerakan tubuh. Operasi terbuka berisiko kerusakan otot.
Bedah minimal invasif tulang belakang yang padat teknologi mengurangi risiko. ”Tak hanya mempercepat penyembuhan dan memperkecil sayatan. Kerusakan otot dicegah,” ujarnya.
Beberapa teknik yang digunakan, antara lain menggunakan alat injeksi untuk memasukkan semacam semen mengisi bagian tulang belakang yang rapuh/berongga. Teknik lain menggunakan tabung kecil (trokar) sebagai jalan keluar masuk alat.
Neel mengatakan, bedah tulang belakang juga dapat untuk lanjut usia. Namun, lebih sulit karena tulang belakang kaku dan pasien biasanya mengidap sejumlah penyakit degeneratif.
Dokter spesialis bedah ortopedi Lutfhi Gatam mengatakan, di Indonesia juga sudah dilakukan bedah minimal invasif menggunakan teknik endoskopi. Namun, tak semua teknik bedah minimal invasif dapat dilakukan di Indonesia.
”Sumber daya manusia tersedia, tetapi bedah minimal invasif tulang belakang sangat sarat teknologi tinggi dan belum semua teknologinya tersedia di Indonesia,” ujarnya. (INE)
Sumber :
Kompas Cetak



2 komentar:
d-hani.blogspot.com
www.d-hani.blogspot.com
Post a Comment